bulannya membentuk bulat, memancarkan sinar begitu memikat. memandang dari atas, merekam segala realitas. lelaki yang bersorban, dengan sarung yang ia kenakan, berbicara panjang tentang kemenangan. anak muda, sesekali memaksa tawa, untuk canda yang terasa hampa. tangan 0 tangan ini kemudian saling menjabar, membuat dinginnya malam berubah menjadi hangat. kembali kami pada putih yang suci dan bersih. InsyaAllah,,,bulannya membentuk bulat, memancarkan sinar begitu memikat. memandang dari atas, merekam segala realitas. lelaki yang bersorban, dengan sarung yang ia kenakan, berbicara panjang tentang kemenangan. anak muda, sesekali memaksa tawa, untuk canda yang terasa hampa. tangan 0 tangan ini kemudian saling menjabar, membuat dinginnya malam berubah menjadi hangat. kembali kami pada putih yang suci dan bersih. InsyaAllah,,,bulannya membentuk bulat, memancarkan sinar begitu memikat. memandang dari atas, merekam segala realitas. lelaki yang bersorban, dengan sarung yang ia kenakan, berbicara panjang tentang kemenangan. anak muda, sesekali memaksa tawa, untuk canda yang terasa hampa. tangan 0 tangan ini kemudian saling menjabar, membuat dinginnya malam berubah menjadi hangat. kembali kami pada putih yang suci dan bersih. InsyaAllah,,,bulannya membentuk bulat, memancarkan sinar begitu memikat. memandang dari atas, merekam segala realitas. lelaki yang bersorban, dengan sarung yang ia kenakan, berbicara panjang tentang kemenangan. anak muda, sesekali memaksa tawa, untuk canda yang terasa hampa. tangan 0 tangan ini kemudian saling menjabar, membuat dinginnya malam berubah menjadi hangat. kembali kami pada putih yang suci dan bersih. InsyaAllah,,,
ikan badutpun masih hidup bahagia bersama koala itu. Tetes air yang terlihat terlalu memaksakan kehendak pada daunan tegar itupun, kini telah sadar diri dan hidup bahagia dengan daunan lain yang lebih mengerti. hujan yang begitu romantispun, akhirnya bisa mengakrabkan diri dengan kemarau panjang yang mengeringkan dan sedikit menyakitkan. sepertinya semua sudah berjalan beriringan, berdampingan, setidaknya saling menemani. di sini baru kusadari, sendiri itu tidak mengenakkan hati,,
|hash,keep this good mood,, NP: Akon - Lonely| (25-08-12)
Ditemani kicau burung pagi dan hangat sinar mentari. Mengais - ngais gelap coklat tanah pekarangan. Terduduk dia termenung di atas galian tanah kehidupan. Bukan untuk terjun menjatuhkan diri lalu kemudian mati. Malah ingin bertahan hidup, menjatuhkan kuning kecil, sebagian dari diri yang melegakan hati,
Yah, kucing boker di depan rumah, Plungg..!!! (25-08-12)
menuju siang, meninggalkan malam. berkumpullah senang, bubar semua bubar gamang. terlalu besar kuasa Tuhan di bumi, untuk hanya dinikmati barang sehari. lelahnya tertinggal, terbang oleh hembus angin malam. girangnya mengendap ikut pulang, terjatuh bersama tetes embun malam. awal yang merana, diakhiri dengan bahagia. (24-08-12)
Begitu jauh jarak ditempuh. Begitu banyak anak adam dan hawa berkumpul. Begitu besar rindu bertumpuk. Rindu yang menumpuk selama setahun ini, runtuh sudah oleh perjumpaan sejam dua jam ini. lembar - lembar cerita hidup yang terusun meninggi dalam kitab kehidupan, kini saatnya dibagi, bersama sanak famili. Lupa sejenak oleh ruwet kehidupan pribadi, kini berpusat pada mereka yang ada di sini.
~menghibur diri dengan silaturahmi~ (22-08-12)
saat semua mengabadikan peristiwa dalam jepretan lensa, bagiku mengabadikan segala peristiwa dalam kata - kata sudah terasa begitu indah. Dia yang terduduk di sana, yang merasa begitu berbeda. Dia yang lain duduk di sofa, mulutnya terus aja terbuka, tak bisa menahan tawa. Dia yang paling tua di antara mereka, tak henti - hentinya berkata, bercerita tentang segala peristiwa dalam hidupnya. Dia, mereka, dan saya, membentuk titik - titik warna, mencipta gambar dalam cerita.
~Gathering with family :D~ (20-08-12)
gerbang kemenangan di depan mata. hangat kebersamaan segera kan kusapa. hiruk pikuk jalanan menemani perjalanan menghapus segala rindu. rindu pada senyum dan tawa mereka yang terkasih. rindu pada sawah - sawah menguning dan kokok ayam penenang jiwa. segala peluh dan penat itu akan segera hilang kurasa, setibanya di sana.
Selamat mudik teman", take care guys,, See you soon... (18-08-12)
kibar bendera sang saka, pernyataan kebebasan sang proklamator, dan nyanyian lagu kemenangan itu, semoga bisa menjadi obat atas mual yang kurasa atas segala sandiwara. sandiwara tangis yang menyelimuti hangat tawa licik. tatap iba, menyelubungi hasrat untuk menguasai harta. wajah - wajah tersakiti yang tak tersentuh hati nurani. kekalahan kejujuran atas jajahan uang dan kekuasaan. realita hidup yang kini kian meredup, tertutup oleh katup - katup gaya hidup.
Happy Independence Day of Indonesia Republic (17-08-12)
everything seemed so far away from here. every situation was so cold, I felt. light began to be dimmer and disappear into darkness then. I found that I sat up, feel that i was trapped by my lonely. but when I realized, I still have this heart, to be able to keep on loving. I still have a conscience to keep share love. then I realized, I no longer to be a loner,
~He's always be here with me~ (16-08-12)
mereka berbicara dengan bahasa lokal yang tak aku mengerti. mengipas-kipaskan anyaman bambu pada bara arang yang membara. menghanguskan beberapa bagian otot yang memerah. mengaduk - aduk biji - bijian tana denagn beberapa rempah. sang ibu berdandan khas, merah merona, menyembunyikan kilauan batu mulia yang biasa menjadi identitas mereka. sang ayah berpakaian biasa, apa adanya. sang anak masih dengan baju kokonya sibuk sendiri dengan kitab suci pedoman hidup sejati,
~keluarga penjual barbeque khas madura~ (16-08-12)
dalam tiap mahkota itu, tergambar tepuk perpisahan yang kau tujukan padaku. tergambar dua helai daun yang menjadi saksi konsesimu yang kau tujukan padaku. tergambar dengkimu atas kepergianku. tergambar cemasmu pada tersakitinya aku. mahkota - mahkota itu merangkai indah bunga mimpiku. terasa indah dan nyata bunga tidur itu.
that flower is so real and beautiful, can't it grow and bloom in this real life? #ngipi di siang bolong,,, (15-08-12)
Pikirku pasangan bintang - bintang akan terbahak atas gelisahku. berbisik - bisik tentang bodohku. hingga datang awan mendung, merudung tawa dan bisik kerlap kerlip bintang berpasangan. seakan tahu cemburuku pada bintang - bintang, terus awan berarak melingkupi pasangan - pasangan bintang, menyisakan satu bintang bersinar sendirian di langit malam. menatap kasihan padaku yang sendiri duduk termangu, di bawah langit biru.
~tidak sendiri dalam kesendirian~ (13-08-12)
ada perpisahan, di waktu yag sama ada pertemuan. ditinggal pergi satu orang, orang yang lain datang menghampiri. mengantarkan kepergian, menyambut kedatangan. selamat jalan sahabat, selamat datang kakak,,,
Maha Tahu Allah, mengatur segala urusan bagi umatnya,
Alhamdulillah,, (10-08-12)
hanya bisa memendam sesal, memendam rindu, memendam sayang, memendam bincang, memendam segala peduliku. entah benih ini akan tumbuh dan berkembang menjadi buah dan bunga yang sama, ataukah akan berbuah lebih manis dan berbunga lebih indah.
~Bukan tentang dia, tapi lebih pada mereka~ (09-08-12)
panas, lapar, haus, dan malu luar biasa. tatapan mereka yang penuh remeh, hanya membuatku terus tertunduk memandangi tempat sampah, sumber hidupku. menenteng kantong-kantong ini kemana - mana. kantong kresek yang sudah kugunakan seminggu ini. kantong putih yang sudah tak lagi bersih. kantong hitam yang sudah tak semakin nampak kelam. hidupku sudah tak lama lagi, namun deritaku,,, entah kapan kan menemui terminasi. sebungkus roti yang kini ada di tangan, entah sampai kapan akan membantuku untuk bertahan. hidupku ini hanya ujian, dan sebentar lagi akan kutemui hari kelulusan, di hadapan Tuhan aku akan memberi pernyataan.
~masjid A.Yani~ (07-08-12)
Wembley arena akan terpukau oleh rontokan - rontokan bulu - bulu angsa oleh smash - smash tajam pahlawan garuda. Hyde Park menjadi saksi meleburnya keringat dengan dingin air baracuda nusantara. Lord's Cricket Ground hanya bisa terdiam oleh melesatnya panah - panah ksatria Pancasila. Race walk bungkam oleh derap - derap langkah pasukan singa yang berkuasa. dari The royal Artillery Barracks terdengar dentuman peluru tembakan pejuang perang. Excel menyaksikan pedang - pedang pemain anggar beradu.
Selamat berjuang Indonesia,,, (28-07-12)
pundi - pundi mulia ini memang tak banyak. tak sebanding dengan banyak para fakir yang tidur dengan perut melilit. namun peduli ini cukup berlimpah, untuk sekedar berbagi kasih. bulan penuh itu telah menjadi penanda daerah suci, daerah yang tepat untuk banyak memberi. bukan tentang jumlah, namun lebih tentang keikhlasan yang dalam atas nama Tuhan.
Selamat berbagi di bulan yang suci. (25-07-12)
anak hawa ini hanya bisa bertanya - tanya. memandang kagum pada susun kata - kata indah di hadapannya. mengharap boomerang renjana yang ia lemparkan, kan kembali dalam genggam tangannya dengan sempurna. ingin dia berkata "TIDAK" pada tiap tanya yang ada di hadapnya. namun ternyata, dia hanya bisa diam, terus menggoreskan tinta. berharap Tuhan kan menghubungkan kalimat - kalimatnya dengan kalimat anak adam yang berada jauh di sana. (24-07-12)
matahari baru terbangun melipat selimut awannnya, ketika besi-besi baja itu sudah menumpuk berantakan di jalanan. dingin angin pagi masih bertiup menusuk, ketika bara api amarah para pengendara semakin menyala, mengucap segala kata - kata busuk. baru beberapa jam yang lalu mereka mengisi perut dan berjanji menahan nafsu, namun sekarang nafsu itu itu sudah tak dapat dibelenggu. menahan kata - kata busuk terlontar, membiarkan seulas senyum selalu terpajang. sulit, tapi memang harus dilakukan. (24-07-12)
membuka mata, disambutku oleh cerah mentari. membuka jendela disambutku oleh ceria anak - anak berlari. mereka para generasi pengganti. berlari kemudian sesekali terhenti, namun mereka tetap berusaha mengejar mimpi. mimpi yang pasti diraih, dengan semangat pagi yang selalu menyertai. bermimpi para pengganti. mengobar api semangat dalam diri. membangun negeri yang penuh ironi ini. (23-07-12)
this friendship isn't about how long we are together, but it's about how deep togetherness is. this friendship isn't about farewell tears, but it's about every happy laughter that leads to a beautiful dream every night. this friendship isn't about who I am, but it's about them who are with me. this friendship isn't about where we come from, but it's about where we are met. (22-07-12)
inginnya hidup seperti karang. begitu kuat dalam terjang ombak, tak mudah teroyak walau badai menghadang. bertahan di bawah injak pijak kaki - kaki setiap manusia. namun, dalam rasa kuatnya itu, telah menyakiti setiap kaki - kaki yang memijak, membelah memisah debur ombak menerjang. saat sadar, yang muncul bukanlah senang, hanya sesal yang tak kunjung hilang. (17-07-12)
yang kutahu, pelangi ada setelah mendung, tapi darinya, aku belajar menutup mendung gelap dengan pelangi, indah dan berwarna, (14-07-12)
begitu rapuhkah aku? hingga tak ada yang ingin menyentuhku. begitu lemahkah aku? hingga tak ada yang berani menegurku. begitu luruskah aku? hingga tak ada yg berniat menuntunku. tak ada jawab atas tanyaku, hanya tatapan membisu yang nampak abu - abu di mataku. (07-07-12)
bersama detak jantung yang berdegup tak tentu, deret angka yang kan terketik di sana, susunan huruf pembentuk kata "Selamat Anda Lolos SNMPTN" menjadi akhir dari hilangnya putus asa. mungkin juga susunan kata yang tak ingin terlihat juga kan muncul, tapi itu bukan akhir dari asa, namun adalah awal dari pencapaian cita. (06-07-12)
kata - kata tersusun dalam benakku. terangkai kata menjadi kalimat yang mungkin saja kau mengerti tapi tak pasti kau sadari. dalam rangkaian kata dan kalimat, aku bersembunyi bersama jati diri. tak berharap kau sadari adanya aku, hanya ingin kau menikmati hidupmu sendiri. (05-07-12)
mengapa sendiri itu sebatang kara? batang yang sendiri saja, masih berada di alam bebas, ada semut atau rayap yang menemaninya. batang - batang itu tidak akan merasakan sendiri, sendiri yang seperti ini. sendiri dalam tembok putih yang dingin, dan sekarang ditambah oleh gelap. sendiri mendengar suara di luar sana, entah apa yang ada di luar sana. yang jelas, di dalam ini terasa hampa. karena mujurnya sudah tidak ada cinta. (05-07-12)
tanyaku pada ayah, di antarkan aku pada tumpukan buku yang beliau kata kan menjawab semua tanyaku, yah, beliau tak ingin turut serta dalam gundahku. tanyaku pada sinar terang rembulan, kupikir lebih baik bagiku tuk berdiskusi bersama bintang yg sedang asik berkumpul dan bertebaran beramai - ramai, yah, ingin kuganggu mereka dan memaksa mereka masuk dalam gundahku. tapi tidaklah, kawan - kawanku sudah cukup repot dengan tanyaku ini,, (04-07-12)
there is no mind reader in this world, there is only scavengers who collects puzzle of a past story then compose it by themselves and know somebody well. (04-07-12)
tak akan ada rasa sepi dalam sendiri, asal masih ada rasa untuk berbagi dan mencintai. iri yang hanya membuat sedih, hapus semua dengan cinta tulus yang kau miliki. dan kau tak akan iri dalam sendiri. (30-06-12)
hitam legam kulit tipis membungkus tubuh kurusnya yang kian hari kian mengering. elang - selang plastik kusam berjamur, memasuki beberapa rongga tubuh yang kini tak sanggup terbuka. segala sebut diucap dalam hati dan dengan bibir yang kian meretak menggariskan garis merah. segala lara yang dirasa, hanyalah sekedar coba, selama berada di dunia. (27-06-12)
the wind has blown to fly me too high. water flow has brought to float me too far from the shore. friable soil has buried me too deep from the surface. heat of fire has burned my soul, so nothing left of me. i've too, i've too know my folly. my wish, only to return to the point where I'm supposed to be, in the form of what I really am. my wish, only to go back, to fell it again. just it,,, (26-06-12)
tak jauh dari trotoar, motorku terhenti sebelum melewati garis putih, mempersilakan para pejalan kaki. terdengar letusan yang mengingatkanku padamu. pada kepergianmu setahun yang lalu, hanya karena karet abu-abu itu. ya, letusan karet bundar abu - abu, berhasil merengut nyawamu. menyembulkan rasa sesalku karena menolak ajakanmu. abu - abu benar rasa ini saat mengingat waktu itu. (25-06-12)
menonton cerita cinta romeo & juliet berbalut egoisme cinta anak manusia, memang berhasil membuat air mata menetes haru atas perjuangan cinta. tapi menonton cerita persahabatan bayu dan heri berbalut nasionalisme dan cinta yang sesungguhnya, cukup untuk membuat tenggorokan terasa menyempit walau hanya untuk mengalir air liur. (24-06-12)
tebal alisnya, begitu tegas dalam pandang. bulat dan hitam matanya, nampak citra bijaksana. senyum yang jarang ia kembangkan, tak pernah menyimpan misteri yang perlu kugali, namun merupakan sebuah keindahan yang hanya perlu kunikmati. Maha Suci Tuhanku, tlah menciptakanmu. memanjakan jutaan mata kaum hawa di luar sana. (19-06-12)
tuturnya terdengar bestari. tatapan tajamnya bercerita penuh inspirasi. sesalnya berada di ranah ini, takutnya pada apa ini, tak yakinnya dia pada dirinya sendiri yang ahli. aku yakin dia bisa. aku yakin yang dilakukannya takkan sia - sia. tak boleh ia menyerah, karena itu bukanlah dia. lanjutkan perjalanan yang telah kau pilih sahabat. dengan petunjuk - petunjuk Tuhan kita, kuyakin kau takkan tersesat. (18-06-12)
menutup minggu sunyi, dengan bingung atas diri. lembar - lembar ujian esok kan menanti, tapi aku masih sibuk dengan diri sendiri. halaman - halaman buku penuh materi, hanya mampir sejenak dalam pikirku, kemudian pergi. semoga esok hari, lebih baik daripada hari ini. (17-06-12)
matahari hendak berpamitan untuk meninggalkan hari ini, saat anak - anak itu masih sibuk berlari dan bersembunyi. keringat yang mengembun di wajah mereka, menampakkan suka cita. pakaian kotor yang kini mereka kenakan, mencitrakan semangat yang berkobar dan kecemerlangan kecerdasan mereka, cikal bakal para pelopor dunia. saat matahari hendak berpamitan, anak - anak mengantar kepergiannya dalam suka cita. (17-06-12)
terpenjaraku dalam jeruji - jeruji norma, terpasung oleh segala patuhku. dalam istana dingin ini, tak ingin aku, ada kobar api panas atau keping - keping pecahan beling. tak ikhlas? ya. tak suka? ya. tak rela? sangat. terpenjara patuh dalam jeruji norma, aku tak rela, tapi itulah dunia fana. (17-06-12)
Mungkin aku tahu kemana jalan pikiranmu berjalan, tapi apa sebenarnya rasa yang ada di hatimu, sungguh aku tidak mengerti, sedikitpun tidak mengerti. (16-06-12)
dia bukanlah pakaian yang bisa kau kenakan semaumu, ataupun kelelawar yang suka kau gantung sesuka perasaanmu. dialah ular berbisa tinggi, yang dalam melatanya di tanah yang rendah, dia dapat menguasai hidupnya sendiri, tidak atas inginmu saja. (16-06-12)
malam telah menghampiri. saat bagi kelelawar untuk terbangun lalu kemudian terbang tinggi. tak perlu lagi menggantung dalam gundahnya. inginnya untuk tetap berada dalam gelap malam. gelap malam yang membawanya pada kebebasan yang menenangkan. bukanlah siang terang yang memaksanya menggantung dan merasakan sesak. kelelawar kan selalu tenang dalam gelap malam. (15-06-12)
kokoh kursi kayu berdiri. hanya untuk menjadi tempat pantat. berguna, dia sangat berguna, begitu bergunanya, dimanfaatkan oleh pantat. tulus dia dibuat dan membuat. tapi entah apa pikir pantat - pantat itu tentangnya. mudah dimanfaatkan? atau mungkin rendahan? bodoh, kursi kayu kokoh yang terlalu bodoh. (15-06-12)
tersudut aku di pojok gedung. terdiam dalam ujud pada Tuhanku. tak terdengar olehku riuh mereka di luar sana. hanya suara hati ini, pengaduanku pada Tuhan. senja datang menghampiri, saat aku menyadari, aku benar - benar sendiri. (14-06-12)
dari pandangku yang jauh, harapku tuk dekat denganmu. namun dengan sentuhku yang dekat dan nyata, tak ada lagi harapku akan dirimu. kumpulan kata - kata yang berada dalam genggamku, bukannya membuatku menyangkak bulu. hanya saja, membuatku berpikir akan jemu. lebih baik pergi, menyendiri. membiarkanmu dalam bimbang dan luka dalam hati. (14-06-12)
panas aspal terinjak oleh gerombol pengembara jalanan. denting jarum penunjuk angka - angka masa, berkejar - kejaran dalam lintasan waktu. terhimpitku oleh kematian suri jalanan dan cepat waktu berjalan. sesak dan terbakar pikirku di titik laksamana sucipto mengingatmu yang sendiri menungguku. (13-06-12)
hiruk pikuk di sepanjang jalan jendral ahmad yani. di bawah jembatan beton yang kokoh dan angkuh. menjadi saksi tertahannya air mata yang tak kunjung menetes mengantar kepergianmu. sekuat apapun waktu membelengguku, berusaha aku mengiringi pergimu bersiap menyambut cerah masa depanmu. setinggi apapun tumpuk tugas - tugas memasungku, berusaha aku lepas dari mereka, tuk dapat mengantarmu pergi. (12-06-12)
di atas hamparan rumput hijau yang telah berubah menjadi coklat, teriak dalam senang. di bawah dingin malam gerimis, tawa dalam bahagia. ngilu yang dirasa seluruh raga ini, luka yang menggurat di siku dan lutut ini, keringat yang merintik turun dari badan ini, semua tak ada banding dengan senang dan bahagia yang dirasa kini. kenang pada cerita masa kecil, masa muda negeri ini, masa yang penuh kesederhanaan, masa saat kami begitu akrab dengan alam. di atas hampar rumput dan di bawah gerimis langit, kenang kami melayang pada persabahatan bersama alam. (10-06-12)
mulutmu harimaumu. kandangkan dia dalam keras tempurung kepala berisi pikir tajam. penjarakan dia dalam dekap kuat jemari - jemari tanganmu. cerobohmu bom waktumu. jinakkan dia dengan mutiara nasehat sahabatmu. jangan sampai dia meledak, merusak perasaan orang - orang di sekitarmu. Mulutmu harimaumu, cerobohmu bom waktumu. (08-06-12)
Tegap berdiri di bawah sedu matahari. menyapu sudut - sudut gedung berbudaya. bergantung di sana, karya - karya anak bangsa. Saksiku dalam diam, tak bergoyang, tak melambai, walaupun tiap kencang angin menerpaku. dua jejaka mengapit rokok di sela jemarinya duduk dalam teduh naungankyu. kuhargai karya - karya indah mereka, tapi sungguh kubenci kepul asap dari mulut ungu mereka. di tengah tawa gaduh mereka, kutambah dengan gemuruh daunku terjatuh. Puasku dalam ketidaksadaran mereka. Berdiri tegak di bawah tangis langit, tawaku puas dalam semaput mereka. (07-06-12)
sang fajar telah terbit, disambut oleh kokok ayam yang berkokok seperti tong kosong. pria paruh baya terduduk bersila menghadap Tuhannya. perempuan tua tertidur pulas dalam mimpi indahnya. anak laki - laki memejamkan matanya dalam sadarnya. seorang gadis terpaku pada daun jendela kamarnya. di semua sudut rumah, manusia - manusia ini menikmati pagi. Good morning Indonesia. Cerahnya pagi ini kan kurindukan selalu (07-06-12)
tengah malam ini, denting jam dinding yang terdengar nyaring. dalam sunyi tengah malam, pintu hati yang tertutup oleh lembaran tunduk yang terlalu patuh dan prestasi. kata - kata itu tidaklah indah, namun sangat bermakna. sangat sederhana, namun nyata. Gadis itu, menyadarkanku akan sendiriku. diri yang selalu hidup bersama manusia materialis, egois. hidup bersama manusia kacangan, yang nantinya kan melupakan kulitnya. tengah malam bersama denting jam nyaring, kusadari bodohku hidup bersama manusia kacangan yang kan lupa pada kulitnya. (07-06-12)
Inginku keluar dari hidupku ini. bukan untuk selamanya. hanya sejak bulan menampakkan diri hingga kemudian dia pergi bersembunyi di balik matahari. inginku singgah pada raga yang lain. atau disinggahi jiwa lain. bukan aku iri pada raga lain atau tak menerima raga ini. hanya saja, kebesaran Tuhanku, ingin aku menikmatinya. semuanya. Inginku pergi dari raga ini, singgahku pada raga lain. (06-06-2012)
Dalam panas atmosfer hati, memacu motor dengan kecepatan tinggi. Jalanan yang keras dan panas, melelehkan logam hati yang begitu kaku ini. Puas tangis terluapkan, bebas teriakku pada jalanan panas, lepas sebagian beban yang menumpuk. ya, hanya sebagian, karena Tuhan masih memberiku banyak PR untuk latihanku menghadapi hidup. Dalam panas atmosfer hati, ku tunggu PR - PR lain dari Tuhan. (05-06-2012)
menyusuri kalpataru hingga mawar. menerobos dinginnya pagi kota Malang. pandangku tertuju pada keras jalanan kota. lirik lelaki yang nampak dari kaca spion, membuat pikirku kembali pada kisah maa kecilku. terpikir olehku, siapa lelaki itu. teman atau musuh. terjebak pikirku dalam mesin waktu ke masa lalu. terdiamku membiarkan sosok lelaki itu pergi berlalu di depanku. menyusuri kalpataru mawar, kembaliku pada masa lalu. (04-06-2012)
senja abu tanpa sinar merah matahari. keramaian jalan suprapto, tertelan oleh tumpuk buku dan kertas ujian akhir sekolah. lautan kendaaran yang biasa berbarisdi sana, kini sembunyi terparkir di balik garasi rumah. lengang jalanan, membantu pikir putra - putri Indonesia. senja abu minggu, pikir putra - putri Indonesia beradu. (03-06-2012)
saat harus selalu netral, gadis hanya bisa diam. dalam oceh bundanya tentang uang, gadis terdiam. membendung bah pikirnya dengan gunungan saji diam. membiarkan aliran lahar amarah hingga mengendap sendiri kemudian dingin mengering. diam dalam letusan gunung amarah. (03-06-2012)
Kembali mendung di pagi biru minggu. terduduk anak kecil Tuhan di depan komputer. di ruanglain, gemericik air memanggil untuk segera membersihkan diri. di luar sana, ayam berkokok meneriaki untuk segera keluar rumah. tertuju pikirnya pada mahakarya manusia. mendung pagi minggu biru, anak kecil Tuhan menganak emaskan manusia diatas cintanya pada Tuhan. (03-06-2012)
di tengah siang mendung, dua manusia dalam pettalangannya menjadi manusia berbudaya. panas amarah memuncak, mengalahkan panas terik sang surya. diam dingin bicara, tertakhlukan mendung gegana. kering tenggorokan dalam tegang dan diam. petualangan siang mendung, tercairkan oleh alir liur tenggorokan. petualangan mendung siang, berakhir dalam panas amarah dan diam bicara. (02-06-2012)
dingin angin malam. dalam peluk hangat selimut bulu. mengantar nina dalam bobo lelapnya. lagu tidur menyertainya. membuka gerbang petualangan jelajah dunia malam. ucap selamat malam, mengakhiri hidup hari ini. (01-06-2012)
terik silau gedung mengeret hasrat tuk mendekat. hingar bingar matahari menilik gerombol gadis tuk terus bersembunyi. pada tawa lepas, tak nampak raut sedihnya. pada diam membatu, tak nampak rupa senangnya. berceloteh tentang rumah. merawi tentang hangat keluarga. sepenggal cerita gerombol gadis kota. (31-05-2012)
garis wajah membentuk senyum, tak ubah hanyalah garis yang miris. kata indah menampakkan peduli. tak ubah hanyalah kata yang maya. senyum ranum, kata fana. bohong tlah menjadi candu. untuk abadi dan sejati, lebih baik sendiri. sendiri dalam rantai kebohongan. Maaf pada-Nya, bohongku padamu, bohongmu padaku. (31-05-2012)
sinar pagi menembus celah pohon. menerobos tanpa permisi di pada jajaran jendela. lurus menerpa lelaki terduduk di tangga. menunggu dan berharap kan bertatap mata. bising kepak kumbang, mengejek penantian. namun goyang hijau rumput, memberi harap untuk mekar. bersama tiup sepoi angin, menyambut kedatangan sang mentari pujaan. melukis senyum manis yang tertutup topeng angkuhnya. pagi buta oleh cinta... (30-05-2012)
mengalir air sesal, dalam setiap ucap. menetes air haru, dalam setiap ungkap. berlinang air bahagia, dalam setiap dekap. butir air menggulir, jatuh dalam putih kertas hidup... (28-05-2012)
Yakinku pada alur Tuhan, meluruskan segala liku. Kusut kertas rematan tanganku, kembali rapi dalam tumpuk lembaran kertas putih. Tipu angka tikus dan garisan huruf kuasa singa, terkikis hilang oleh yakinku. Yakin yang besar, akan kekekalan bahagia yang abadi dalam hidup setelah ini. Lelah amarah di senja dingin, menjadi tambahan lembar karcis memasuki gerbang surga-Mu. Kusongsong sesungging senyum esok hari yang juga kan terbit bersama matahari. (24-05-2012)
Bual, tentang beda yang indah. Beda yang terus teringat dan selalu mendengung keras di telinga, menjadi peringatan akan rasa sakit dan sobek luka menganga, dari besar ketulusan dan keikhlasan... (21-05-2012)


0 komentar:
Posting Komentar